SELAMAT DATANG, SUGENG RAWOEH DI BLOGKE WONG NDESO TENTANG PETERNAKAN KAMBING

Senin, 29 Agustus 2011

CARA MENDETEKSI KEHAMILAN KAMBING DAN PAKAN INDUK BUNTING

Mendeteksi Kehamilan Kambing

Sahabat ingin tahu cara mudah untuk mengetahui apakah kambing sudah hamil atau belum setelah dikawinkan, lakukan cara sederhana berikut ini ; tali leher kambing dengan tiang/pilar agar tidak lari, kemudian tutup mulut dan hidung kambing dengan tangan secara rapat sambil berhitung dalam hati satu sampai tiga puluh misalnya, bila dalam hitungan tiga puluh (kurang lebih 30 detik) kambing yang hidung dan mulutnya tertutup tidak dalam keadaan kencing berarti kambing belum hamil, namun bila kambing terkencing-kencing diperkirakan telah hamil sekitar 1 s/d 2 bulan, bila kambing terkencing-kencing dalah hitungan 20 detik diperkirakan sedang hamil sekitar 3 s/d 4 bulan dan bila kambing terkencing dalam hitungan 10 detik diperkirakan kambing dalam keadaan hamil tua sekitar 5 bulan.

Cara ini diajarkan oleh salah seorang mantri hewan yang kebetulan memerika kehamilan di kandang etawa farm, awak kandang etawa farm telah belajar mempraktekannya, kebenaran perkiraan usia kehamilannya akan sama-sama kami buktikan setelah melahirkan.
Mungkin ada sahabat yang memiliki cara yang lebih efektif atau sudah ada alat tes kehamilan dan cara memperkirakan usia kehamilan kambing etawa, dengan senang hati apabila ada yang berkenan berbagi kepada kami
PAKAN PADA INDUK KAMBING BUNTING  
  
Pengelolaan pakan pada induk bunting dapat dibagi menjadi dua periode yaitu periode awal masa kebuntingan dan periode akhir masa kebuntingan. Periode awal kebuntingan berlangsung selama 3-4 bulan pertama usia kebuntingan dan periode akhir kebuntingan berlansung selama 1-2 bulan sebelum melahirkan.
Selama awal masa kebuntingan tingkat kebutuhan induk akan nutrisi tidak berbeda jauh dengan kebutuhan induk yang tidak bunting. Oleh karena itu, kondisi pakan yang diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok (maintenance). Dengan kata lain, induk cukup diberikan pakan hijauan dengan kualitas yang baik (tanaman muda, rasio daun/batang tinggi) dalam jumlah tidak terbatas (15-20% dari bobot tubuh) dan diberikan 2-3 kali dalam sehari. Apabila kondisi pakan ini dapat dipenuhi, maka pemberian konsentrat tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutris induk. Salah satu indikasi yang mudah digunakan untuk mengetahui apakah jumlah hijauan yang diberikan sudah mencukupi adalah ada tidaknya sisa pakan pada keesokan harinya. Kombinasi rumput dengan tanaman legum seperti Glirisidia, Lamtoro, Kaliandra ataupun Indigospera sangat bermanfaat. Daun legum dapat diberikan sebanyak 500-1000 g/ekor/hari dalam bentuk segar, tergantung ketersediaan bahan. Apabila ketersediaan legum sangat terbatas, pemberiannya dapat dilakukan secara berselang atau intermittent. Induk kambing yang belum terbiasa dengan salah satu jenis legume tersebut biasanya membutuhkan waktu adaptasi selama 1-2 minggu sebelum mampu mengkonsumsi dalam jumlah banyak.
Dalam periode akhir masa kebuntingan (1-2 bulan sebelum melahirkan) kebutuhan nutrisi induk meningkat secara tajam, oleh karena pada periode ini pertumbuhan janni didalam kandungan meningkat tajam. Penggunaan pakan konsentrat yang mengandung banyak energy, protein dan vitamin perlu dipertimbangkan. Dalam periode ini peningkatan asupan nutrisi diperlukan untuk 1) pertumbuhan janin secara maksimal dan 2) pembentukan cadangan lemak dan protein dalam tubuh induk agar dapat digunakan sebagai sumber nutrisi selama masa menyususi.
Pakan konsentrat dari bahan baku yang tersedia secara lokal sangat baik diberikan kepada induk kambing sedang bunting tua dan sedang menyusui
Sumber :
LOLIT   SUMUT

MENGELOLA PERKAWINAN KAMBING


MENGELOLA PERKAWINAN KAMBING
Pola perkawinan dalam produksi kambing dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan perkawian secara individual atau perkawinan dengan pendekatan kelompok. Pada pola perkawinan individual, maka seekor induk dikawinkan satu persatu dengan pejantan terpilih yang telah ditetapkan sebagai pemacek. Pada pola perkawinan individual ini pengamatan masa birahi oleh peternak perlu dilakukan secara cermat untuk memastikan induk akan kawin pada saat yang paling optimal (setelah ovulasi). Tingkat keberhasilan perkawinan induk dalam pola perkawinan individu ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan peternak dalam mendeteksi waktu birahi pada induk. Oleh karena itu perlu melakukan pengamatan pada pagi dan sore hari. Biasanya pejantan dibiarkan melakukan perkawinan paling tidak sebanyak 2 kali dalam selang waktu setengah jam.
Perkawinan yang baik/coitus biasanya ditandai dengan gerakan induk yang menekan/menurunkan ekor dan bagian belakang tubuh kearah bawah dengan kuat selama kira-kira 20 detik.
Pada pola perkawinan kelompok pejantan terpilih dicampur dengan beberapa ekor induk dalam kurun waktu tertentu sampai induk mengalami kebuntingan. Pejantan terpilih disarankan dicampur dengan kelompok betina selama dua siklus birahi yaitu selama 42-45 hari dengan alasan bahwa apabila pada siklus birahi pertama ternyata tidak terjadi perkawinan, maka diharapkan pada siklus birahi kedua perkawinan tidak akan terlewatkan. Dengan demikian, kepastian kebuntingan ternak lebih terjamin. Pola ini juga dapat mempersempit rentang waktu melahirkan antara individu induk, sehingga mendekati waktu beranak yang lebih seragam. Setelah memastikan bahwa induk telah bunting (dapat diduga dari tidak munculnya tanda birahi pada induk), maka pejantan disarankan dikeluarkan dari kandang induk. Pejantan yang terus bercampur dengan induk dapat mengalami penurunan libido atau agresivitas terhadap betina estrus. Dalam sistem perkawinan baik individual maupun kelompok, rasio pajantan/induk dapat mencapai 1/20-30 apabila kondisi pejantan sangat baik.
Dalam pola ini deteksi masa birahi dilakukan oleh pejantan dan biasanya jarang yang terlewatkan. Deteksi birahi oleh peternak dalam pola perkawinan kelompok tetap memiliki arti manajemen yang penting untuk mengetahui atau memprediksi waktu melahirkan. Dengan demikian manjemen yang terkait dengan masa kebuntingan dan waktu melahirkan dapat dikelola dan dipersiapkan dengan lebih terencana. Perlu mengetahui induk yang sedang birahi agar dapat meyiapkan pejantan untuk perkawinan pada waktu yang optimal.
Sumber :
LOLIT KAMBING POTONG
SEI PUTIH SUMUT

Minggu, 21 Agustus 2011

MENGENAL BIRAHI PADA INDUK KAMBING


BIRAHI PADA INDUK KAMBING
Perkawinan pada induk kambing hanya dapat terjadi dalam masa birahi yang berlangsung selama 12-48 jam, sangat bervariasi antar induk. Ovulasi (pelepasan sel telur) terjadi 12-36 jam setelah birahi muncul, dan saat kawin paling tepat adalah setelah ovulasi berlangsung. Oleh karena itu, pada sistem perkawinan yang dilakukan secara terkontrol yaitu setiap individu induk telah diprogramkan atau ditetapkan untk dikawinkan dengan pejantan terseseleksi tertentu, maka apabila pada seekor induk birahi muncul pada pagi hari sebaiknya induk dikawinkan pada sore harinya, atau bila birahi timbul pada sore hari induk sebaiknya dikawinkan pada keesokan paginya.
Pada sistem perkawinan kelompok dimana pejantan disatukan dalam kelompok betina, perkawinan dapat terjadi setiap saat, terutama 12-15 jam setelah tanda birahi muncul (setelah ovulasi). Perlu diingat bahwa masa hidup sel telur berkisar antara 12-24 jam, sedangkan masa hidup sperma didalam saluran reproduksi induk antara 24-48 jam. Oleh karena itu, terdapat waktu yang cukup panjang agar pembuahan sel telur oleh sperma dapat berlangsung dengan baik. Siklus birahi atau selang waktu antara dua birahi pada induk kambing berlangsung selama 18-22 hari.
Banyak tanda-tanda yang dapat diamati yang menunjukan timbulnya birahi pada seekor induk kambing. Menjelang masa birahi (pro-estrus) ternak lain sering mencoba menaiki induk, namun biasanya induk menunjukan reaksi penolakan. Namun, bila telah memasuki periode estrus (birahi) reasksi nduk biasanya tidak menolak, bila dinaiki oleh ternak lain dalam kelompoknya. Induk juga biasanya mengeluarkan suara yang khas seolah kelaparan atau kesakitan dan menggerakan ekor secara konsisten. Pada kebanyak induk organ vulva mengalami pembengkakan dan berwarna kemerahan. Beberapa induk sering mengeluarkan cairan dari vulva yang awalnya bening, namun berubah menjadi kental dan berwarna putih pada saat memasuki masa akhir birahi. Frekuensi urinasi (mengeluarkan air seni) akan meningkat dan bermaksud untuk menarik perhatian pejantan. Jika terdapat induk yang dalam masa birahi, pejantan biasanya menunjukan ‘rekasi Flehmen’ yaitu gerakan dengan menggulung/memutar kebelakng bibir bagian atas sambil mengangkat kepala dan mendengus. Reaksi ini umum terjadi pada binatang berkuku sebagai respon terhadap aroma khas yang berasal dari urin betina yang dalam masa birahi.
Pengamatan berulang/beberapa kali dalam sehari perlu dilakukan oleh peternak untuk memastikan apakah induk dalam masa birahi atau tidak. Hal ini penting artinya untuk meningkatkan efisiensi reproduksi induk kambing. Jika terdapat induk atau beberapa induk yang tidak menunjukan gejala birahi yang jelas, maka dapat digunakan pejantan untuk memicu timbulnya birahi. Sebaiknya digunakan pejantan dewasa yang memiliki aroma khas. Umumnya, birahi yang timbul pada seekor induk dalam suatu kelompok setelah dicampur dengan pejantan akan memicu timbulnya birahi pada induk lain.
Induk yang sedang birahi menunjukan tanda yang khas dan akan menarik perhatian pejantan sehingga memungkinkan perkawinan pada waktu yang tepat

BETERNAK KAMBING DENGAN CARA YANG BENAR



1. Pilih dan Gunakan Bibit Kambing yang Baik :
a. Bibit betina :
- Umur 8 – 12 bulan
- Sehat, tidak cacat
- Mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pakan yang tersedia
- Jika memungkinkan berasal dari keturunan kembar dan mampu beranak 2 -3 ekor
dalam setiap kelahiran
- Mampu melahirkan 3 kali dalam 2 tahun atau 7 bulan sekali
b. Bibit jantan :
- Umur 8 – 12 bulan
- Sehat, tidak cacat
- Kaki kuat dan tidak bengkok
- Bentuk badan panjang dan punggung rata
- Dadanya lebar dan dalam
- Otot tubuh kuat dan padat

2. Berilah Pakan yang baik
Pakan kambing terdiri dari 2 jenis yakni hijauan sebagai pakan utama dan penguat
(konsentrat) sebagai pakan tambahan. Kebutuhan pakan hijauan sebanyak 5 – 8 kg per ekor
per hari diberikan 2 kali sehari, sedangkan konsentrat diberikan 0,5 kg per ekor per hari
diberikan 1 – 2 jam sebelum hijauan diberikan.
Air minum diberikan secara ad libitum (pemberian tidak dibatasi). Garam dapur atau
mollases blok sebaiknya disediakan dikandang.
Jenis hijauan :
a. Rumput-rumputan : Rumput Gajah, Rumput raja, Rumput Benggala, Rumput Setaria dll
b. Kacang-kacangan : Gamal, Kaliandra, turi, sentrosema, stylosantes, lamtoro, siratro, daun
kacang tanah, kedelai dll
c. Daun-daunan : Daun nangka, mangkokan, alpokat dll
d. Limbah pertanian : Limbah sayur-sayuran, daun singkong, daun ubi jalar, daun pisang dll
Hindari pemberian hijauan yang masih muda, jika terpaksa digunakan hendaknya diangin-anginkan selama minimal 12 jam untuk menghindari terjadinya bloat (kembung) pada kambing.
Jenis Penguat :
-. Limbah pertanian dan agroindustri : dedak, bekatul, bungkil kelapa, ampas tahu, kulit
kakao dll.
3. Buatkan kandang yang memenuhi syarat
Syarat kandang yang baik antara lain :
- Terpisah minimal berjarak 5 – 7 meter dari rumah ‘bangunan tempat tinggal
- Model panggung
- Aliran udara/sirkulasi udara baik
- Kering dan tidak lembab
- Mudah dalam penanganan kotoran dan urine
Ukuran kandang :
- Kambing jantan dewasa : 1,2 x 1,5 m2 per ekor
- Kambing betina dewasa : 1,2 x 1,2 m2 per ekor
- Kambing dara : 1 x 1,2 m2 per ekor
- Anak : 1 x 1,2 m2 per ekor
4. Jaga Kesehatan Kambing dengan baik
Prinsip mencegah lebih baik dibandingkan mengobati harus menjadi pegangan peternak.
Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang kambing antara lain : cacingan, kudis
(scabies), orf, sakit mata, kembung (bloat) dan timpani.
Upaya pencegahan :
1. Bersihkan kandang dan lingkungan secara rutin. Untuk membersihkan kandang dapat
dilakukan setiap hari agar kandang dan ternak tidak kotor dan bau.
2. Tangani secara benar kotoran dan urine kambing yang ada, hindarkan tersebar kemana
mana dan basah.
3. Lakukan pengobatan cacing secara teratur tiap 3 -4 bulan sekali.
4. Lakukan vaksinasi orf
5. Lakukan pemberian pakan hijauan secara benar, hindari resiko terjadinya kembung
(bloat).
6. Pisahkan kambing yang sakit dengan yang sehat agar tidak menular.
Upaya pengobatan :
1. Berikan obat sesuai petunjuk petugas kesehatan ternak.
2. Berikan perhatian khusus agar ternak cepat pulih
5. Tangani dan Kelola Reproduksi Ternak dengan Benar
Beberapa aspek reproduksi yang harus diperhatikan antara lain dewasa kelamin, masa
berahi, saat mengawinkan, kebuntingan dan penanganan kelahiran.
Dewasa kelamin adalah keadaan dimana ternak siap melaksanakan proses reproduksi.
Kambing mencapai umur dwsa kelamin pada umur 6 – 8 bulan.
Ciri-ciri berahi :
- Ternak gelisah, mencoba menaiki kawan-kawan yang lain
- Alat kelamin bengkah, kemerahan dan agak basah (3 A = Abuh, Abang dan Anget)
- Diam jika dinaiki
Berahi akan terulang lagi 19 – 21 hari kemudian apabila tidak dikawinkan atau gagal bunting.
Mengawinkan ternak :
Saat yang baik untuk mengawinkan kambing adalah 12 – 18 jam setelah tanda-tanda berahi
muncul/tampak. Untuk menghindari kegagalan perkawinan, campurkan betina berahi dgn
pejantan dalam satu kandang.
Hindarkan terjadinya perkawinan sedarah/ ada garis keturunan yang sama antara kambing
jantan dengan betina atau yang masih dekat hubungan kekerabatannya (anak dengan bapak,
anak dengan induk, antar saudara kandung).
Kebuntingan :
Tanda-tanda kebuntingan antara lain :
- Tidak terlihat tanda-tanda berahi pada siklus berahi berikutnya
- Perut sebelah kanan tampak membesar
- Ambing tampak menurun
- Ternak tampak tenang
Tangani ternak yang bunting secara benar dengan memisahkan dikandang tersendiri agar
tidak diganggu oleh ternak lainnya. Berikan pakan yang baik 2 bulan sebelum melahirkan
hingga 3 bulan setelah melahirkan yang terdiri dari :
- Rumput
- Hijauan kacang-kacangan
- Makanan penguat (dedak dll)
Ternak Melahirkan :
Tanda-tanda induk akan melahirkan :
- pinggul mengendur
- Ambing tampak besar dan puting susu terisi penuh
- Alat kelamin (vulva) membengkak kemeraha-merahan dan lembab
- Gelisah, menggaruk-garuk tanah/lantai kandang dan sering mengembik
- Nafsu makan menurun
Persiapan perawatan kelahiran :
- Bersihkan kandang
- Sediakan alas yang kering dan bersih untuk menyerap cairan yang keluar selama proses
kelahiran (jerami, karung goni)
- Sediakan jodium tinctur untuk dioleskan pada bekas potongan tali pusar
Proses Kelahiran :
- Kantong ketuban pecah
- Beberapa saat kemudian anak mulai keluar
- Setelah anak lahir potonglah tali pusarnya dan oleskan jodium tincture pada bekas
potongannya
- Biarkan induk menjilati anak yang baru lahir, jika induk tidak mau menjilati bersihkan
cairan yang menempel dengan menggunakan kan lap yang bersih dan kering
- Bersihkan lubang hidung dan mulut anak kambing yang baru lahir agar mudah bernafas.
Perawatan Anak Yang Baru Lahir :
- Setelah anak lahir maka akan segera menyusu pada induknya. Sebaiknya anak dibantu
untuk dapat segera menyusui induknya.
- Anak yang tidak segera menyusui dalam waktu 12 jam setelah lahir harus segera diberi
susu pengganti kolostrum.
Pembuatan Susu Kolostrum Buatan :
- Campurkan 0,25-0,5 liter susu sapi/susu bubuk dengan 1 sendok teh minyak ikan, 1 butir
telor ayam dan setengah sendok makan gula pasir. Berikan dengan cara dicekok 3 – 4 kali
sehari.

SYARAT JADI PETERNAK SUKSES

PERSYARATAN MENJADI PETERNAK SUKSES


MOTIVASI :

Artikel ini kami tulis untuk menanggapi pertanyaan yang masuk kepada kami tentang peluang beternak itik dan untuk menggugah semangat bagi insan-insan peternakan yang masih ragu dengan dunia ternak. Semoga bermanfaat bagi yang bertanya dan untuk kita semua.

Syarat-syarat menjadi peternak handal

Bakat

Setiap orang pasti mempunyai bakat yang berbeda. Ada orang yang punya bakat bertani, beternak, berdagang, menulis, melukis dan lain sebagainya. Bakat atau minat sangat dibutuhkan dalam menekuni suatu bidang pekerjaan terutama dunia ternak. Mengapa? Karena yang diurusi bukanlah jasa atau barang mati melainkan benda hidup yang mudah stress dan lainnya. Dengan modal bakat akan membuat seseorang lebih ulet dan sabar dengan bidang pekerjaan yang ditekuninya.

Dukungan keluarga dan masyarakat

Sangat diperlukan dukungan baik dari pihak keluarga atau masyarakat sekitar. Karena beternak akan menimbulkan polusi berupa bau amoniak yang mengganggu lingkungan sekitar. Jangan asal usaha tanpa memperdulikan lingkungan sekitar sehingga jangan pula disalahkan kalau suatu saat terjadi protes warga sekitar. Di samping itu juga kita perlu meminimalkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti sering kehilangan ternak, ternak diracuni, ternak diganggu yang pada intinya akan merugikan diri kita sendiri.

Modal 

Hampir semua sektor usaha membutuhkan modal. Namun untuk memulai beternak itik janganlah kendala modal menjadi penghalang utama. Sekarang sudah banyak bentuk usaha peminjaman modal dalam bentuk kemitraan atau lainnya. Anda bisa mencari informasi tentang model kemitraan itik di sekitar tempat tinggal anda. Tetapi ingat, jangan sekali-kali mencari modal dengan berhutang kepada seseorang atau lembaga yang berbuntut riba. Karena walaupun anda yakin usaha anda nantinya akan berhasil tapi keadaan yang akan datang diluar kehendak kita. Maka untuk lebih hati-hati, apabila telah ada bakat dan keinginan kuat untuk memulai beternak cobalah mencari informasi tentang permodalan.

SDM yang berpengalaman

Peternak yang dengan segenap kemampuan usaha dan waktunya akan mempunyai pengalaman yang berbeda dengan peternak yang hanya memikirkan keuntungan belaka. Seorang peternak yang berpengalaman akan mengetahui dengan teliti karakteristik ternak yang dipeliharanya. Apa makanan kesukaannya (palatability), perilaku yang disukai ternak, dan kenyamanan ternak. Dengan memperhatikan kebutuhan ternak dengan seksama diharapkan ternak tersebut mampu menampilkan produksi terbaiknya buat kita dan tentu keuntungan kita akan bertambah.

Sayang dengan ternak

Jangan anggap hewan itu tidak mempunyai perasaan dan lain sebagainya. Ungkapan yang ada selama ini di masyarakat sepertinya hewan itu hanya mempunyai nafsu. Kalau anda tidak percaya derngan hal ini cobalah membuat suatu percobaan dengan ternak anda. Suatu missal anda yang akan beternak itik, cobalah perlakukan satu kandang itik dengan lemah lembut dan yang satu dengan acuh tak acuh. Kami yakin hasil produksi yang didapat akan sangat nyata berbeda.

Informasi sebelum beternak

Tidak ada salahnya kalau anda yang punya tekad untuk memulai usaha baru dengan beternak atau apa saja untuk bertanya kepada yang sudah berhasil tentang cara mencapai kesuksesan. Informasi sebelum beternak bisa anda dapatkan baik melalui diskusi atau konsultasi. Tetapi perlu diingat dalam mencari informasi, carilah informasi kepada pihak-pihak yang senang kalau informasi itu kita dapat, jangan salah sasaran. Suatu contoh, anda memutuskan bertanya kepada tetangga anda yang sudah beternak itik bertahun-tahun sedang anda tahu bahwa tetangga anda tidak senang kalau ada peternak baru diwilayahnya. Maka jangan salahkan kalau informasi yang anda peroleh nantinya akan berbalik 180° dari kenyataan. Boro-boro untung yang diharap, rasa kecewa dan kerugianlah yang nantinya akan kita rasakan.*(SPt)