SELAMAT DATANG, SUGENG RAWOEH DI BLOGKE WONG NDESO TENTANG PETERNAKAN KAMBING

CARA MENDETEKSI KEHAMILAN KAMBING DAN PAKAN INDUK BUNTING



Mendeteksi Kehamilan Kambing

Sahabat ingin tahu cara mudah untuk mengetahui apakah kambing sudah hamil atau belum setelah dikawinkan, lakukan cara sederhana berikut ini ; tali leher kambing dengan tiang/pilar agar tidak lari, kemudian tutup mulut dan hidung kambing dengan tangan secara rapat sambil berhitung dalam hati satu sampai tiga puluh misalnya, bila dalam hitungan tiga puluh (kurang lebih 30 detik) kambing yang hidung dan mulutnya tertutup tidak dalam keadaan kencing berarti kambing belum hamil, namun bila kambing terkencing-kencing diperkirakan telah hamil sekitar 1 s/d 2 bulan, bila kambing terkencing-kencing dalah hitungan 20 detik diperkirakan sedang hamil sekitar 3 s/d 4 bulan dan bila kambing terkencing dalam hitungan 10 detik diperkirakan kambing dalam keadaan hamil tua sekitar 5 bulan.

Cara ini diajarkan oleh salah seorang mantri hewan yang kebetulan memerika kehamilan di kandang etawa farm, awak kandang etawa farm telah belajar mempraktekannya, kebenaran perkiraan usia kehamilannya akan sama-sama kami buktikan setelah melahirkan.

Mungkin ada sahabat yang memiliki cara yang lebih efektif atau sudah ada alat tes kehamilan dan cara memperkirakan usia kehamilan kambing etawa, dengan senang hati apabila ada yang berkenan berbagi kepada kami.    
MANAJEMEN PAKAN PADA INDUK BUNTING
Pengelolaan pakan pada induk bunting dapat dibagi menjadi dua periode yaitu periode awal masa kebuntingan dan periode akhir masa kebuntingan. Periode awal kebuntingan berlangsung selama 3-4 bulan pertama usia kebuntingan dan periode akhir kebuntingan berlansung selama 1-2 bulan sebelum melahirkan.
Selama awal masa kebuntingan tingkat kebutuhan induk akan nutrisi tidak berbeda jauh dengan kebutuhan induk yang tidak bunting. Oleh karena itu, kondisi pakan yang diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok (maintenance). Dengan kata lain, induk cukup diberikan pakan hijauan dengan kualitas yang baik (tanaman muda, rasio daun/batang tinggi) dalam jumlah tidak terbatas (15-20% dari bobot tubuh) dan diberikan 2-3 kali dalam sehari. Apabila kondisi pakan ini dapat dipenuhi, maka pemberian konsentrat tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutris induk. Salah satu indikasi yang mudah digunakan untuk mengetahui apakah jumlah hijauan yang diberikan sudah mencukupi adalah ada tidaknya sisa pakan pada keesokan harinya. Kombinasi rumput dengan tanaman legum seperti Glirisidia, Lamtoro, Kaliandra ataupun Indigospera sangat bermanfaat. Daun legum dapat diberikan sebanyak 500-1000 g/ekor/hari dalam bentuk segar, tergantung ketersediaan bahan. Apabila ketersediaan legum sangat terbatas, pemberiannya dapat dilakukan secara berselang atau intermittent. Induk kambing yang belum terbiasa dengan salah satu jenis legume tersebut biasanya membutuhkan waktu adaptasi selama 1-2 minggu sebelum mampu mengkonsumsi dalam jumlah banyak.
Dalam periode akhir masa kebuntingan (1-2 bulan sebelum melahirkan) kebutuhan nutrisi induk meningkat secara tajam, oleh karena pada periode ini pertumbuhan janni didalam kandungan meningkat tajam. Penggunaan pakan konsentrat yang mengandung banyak energy, protein dan vitamin perlu dipertimbangkan. Dalam periode ini peningkatan asupan nutrisi diperlukan untuk 1) pertumbuhan janin secara maksimal dan 2) pembentukan cadangan lemak dan protein dalam tubuh induk agar dapat digunakan sebagai sumber nutrisi selama masa menyususi.
Pakan konsentrat dari bahan baku yang tersedia secara lokal sangat baik diberikan kepada induk kambing sedang bunting tua dan sedang menyusui
Sumber :
LOLIT KAMBING POTONG SEI PUTIH SUMUT