SELAMAT DATANG, SUGENG RAWOEH DI BLOGKE WONG NDESO TENTANG PETERNAKAN KAMBING

MENGENAL BIRAHI PADA INDUK KAMBING


BIRAHI PADA INDUK KAMBING
Perkawinan pada induk kambing hanya dapat terjadi dalam masa birahi yang berlangsung selama 12-48 jam, sangat bervariasi antar induk. Ovulasi (pelepasan sel telur) terjadi 12-36 jam setelah birahi muncul, dan saat kawin paling tepat adalah setelah ovulasi berlangsung. Oleh karena itu, pada sistem perkawinan yang dilakukan secara terkontrol yaitu setiap individu induk telah diprogramkan atau ditetapkan untk dikawinkan dengan pejantan terseseleksi tertentu, maka apabila pada seekor induk birahi muncul pada pagi hari sebaiknya induk dikawinkan pada sore harinya, atau bila birahi timbul pada sore hari induk sebaiknya dikawinkan pada keesokan paginya.
Pada sistem perkawinan kelompok dimana pejantan disatukan dalam kelompok betina, perkawinan dapat terjadi setiap saat, terutama 12-15 jam setelah tanda birahi muncul (setelah ovulasi). Perlu diingat bahwa masa hidup sel telur berkisar antara 12-24 jam, sedangkan masa hidup sperma didalam saluran reproduksi induk antara 24-48 jam. Oleh karena itu, terdapat waktu yang cukup panjang agar pembuahan sel telur oleh sperma dapat berlangsung dengan baik. Siklus birahi atau selang waktu antara dua birahi pada induk kambing berlangsung selama 18-22 hari.
Banyak tanda-tanda yang dapat diamati yang menunjukan timbulnya birahi pada seekor induk kambing. Menjelang masa birahi (pro-estrus) ternak lain sering mencoba menaiki induk, namun biasanya induk menunjukan reaksi penolakan. Namun, bila telah memasuki periode estrus (birahi) reasksi nduk biasanya tidak menolak, bila dinaiki oleh ternak lain dalam kelompoknya. Induk juga biasanya mengeluarkan suara yang khas seolah kelaparan atau kesakitan dan menggerakan ekor secara konsisten. Pada kebanyak induk organ vulva mengalami pembengkakan dan berwarna kemerahan. Beberapa induk sering mengeluarkan cairan dari vulva yang awalnya bening, namun berubah menjadi kental dan berwarna putih pada saat memasuki masa akhir birahi. Frekuensi urinasi (mengeluarkan air seni) akan meningkat dan bermaksud untuk menarik perhatian pejantan. Jika terdapat induk yang dalam masa birahi, pejantan biasanya menunjukan ‘rekasi Flehmen’ yaitu gerakan dengan menggulung/memutar kebelakng bibir bagian atas sambil mengangkat kepala dan mendengus. Reaksi ini umum terjadi pada binatang berkuku sebagai respon terhadap aroma khas yang berasal dari urin betina yang dalam masa birahi.
Pengamatan berulang/beberapa kali dalam sehari perlu dilakukan oleh peternak untuk memastikan apakah induk dalam masa birahi atau tidak. Hal ini penting artinya untuk meningkatkan efisiensi reproduksi induk kambing. Jika terdapat induk atau beberapa induk yang tidak menunjukan gejala birahi yang jelas, maka dapat digunakan pejantan untuk memicu timbulnya birahi. Sebaiknya digunakan pejantan dewasa yang memiliki aroma khas. Umumnya, birahi yang timbul pada seekor induk dalam suatu kelompok setelah dicampur dengan pejantan akan memicu timbulnya birahi pada induk lain.
Induk yang sedang birahi menunjukan tanda yang khas dan akan menarik perhatian pejantan sehingga memungkinkan perkawinan pada waktu yang tepat

0 komentar:


Poskan Komentar